Jumat, 12 Oktober 2012

Salah Satu Tempat Terindah di Asia: "DANAU TEMPE"



Visit South Sulawesi 2012
Berbicara mengenai pesona,Sulawesi Selatan memiliki banyak pesona-pesona wisata yang mendunia,mulai dari pesona alam,pesona budaya,pesona kuliner,dan pesona sejarah.
Pesona-pesona wisata inilah yang coba di gali dan di angkat oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui program Visit South Sulawesi 2012.
Visit South Sulawesi merupan program trobosan pemerintah yang lahir guna untuk memajukan dan memperkenalkan pesona-pesona wisata yang ada di Sulawesi secara khusus,bukan hanya memperkenalkan sulawesi selatan skala nasional tapi pemerintah sulawesi selatan berupaya supaya pesona-pesona Sulawesi selatan di kenal di seluruh dunia sebagai tempat wisata yang memiliki pesona-pesona budaya yang melegenda salah satunya ialah Danau Tempe


























Kota Sengkang adalah sebuah Kota Kecil yang menjadi Ibu Kota Kabupaten wajo yang berada di Provinsi Sulawesi Selatan,Kabupaten Wajo adalah Kerajaan Wajo dahulu kala,Kabupaten Wajo berbatasan langsung dengan Kabupaten Bone ,Soppeng ,Sidenreng Rappang,Luwu.








Sengkang Kabupaten Wajo yang tahun ini mencapai Umurnya yang ke-613 membuatnya makin tua tapi tak akan pernah rapuh.Masyarakat Wajo yang memegang Teguh Filosofi “Maradeka To Wajo’E Adenna Nappopuang” memiliki pesona-pesona budaya yang melegenda, yaitu Danau Tempe, agro wisata kain tenun sutera, Benteng dan makam Raja-raja Wajo di Tosora,Saoraja-saoraja dan Banyak lagi yang situs-situs sejarah yang belum terjamah,serta belum di temukan.





Danau Tempe merupakan danau purba yang terbentuk dari proses pembutakan muka bumi ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu.
Bisa berkunjung ke danau tempe,berarti anda termasuk orang yang beruntung. Mengapa? Karena berarti anda telah mengunjungi suatu tempat yang istimewa di belahan bumi ini.Danau Tempe tepat berada di atas lempengan benua Australia-Asia dan menginjakkan kaki pada kedua benua sekaligus.Hebatkan? Itulah yang membuat Danau Tempe kabupaten Wajo Kebanggaan Dunia.
          Lelatar belakang penamaan nama Tempe bagi danau ini masih menjadi rahasia yang belum bisa di ungkapkan melalui sejarah .Tentunya  penamaan danau ini tidak ada kaitannya dengan tempe,makanan yang terbuat dari kedelei,bayak orang menyebutkan bahwa tempe berasal dari kata timpe yang menurut lontarak sukkuna wajo berarti sawah,Tapi apalah arti sebuah nama.Bernama Tempe atau Timpe tak ada masalah.Bagi masyarakat dan pemerintah, keistimewaan danau penghasil ikan terbesar di dunia ini perlu di populerkan agar wisatawan mancan negara berduyun-duyun ke sini.

Presiden R.I ketiga,Prof DR.Ing. H. B. J. Habibie punya kenangan manis pada danau ini.Suatu hari di tahun,melalui rekannya Prof.DR. Ahmad Ahmad Amiruddin Pabittei,Gubernur Sulsel.Mengirimkan Bingkisan pada Drs.H.Tajuddin Noer,yang sewaktu itu menjabat Sekwilda Kabupaten Wajo,Cindramata itu merupakan ucapan terima kasih habibi yang telah dikirimi ikan kering ex Danau Tempe.

Sejak dahulu kala,Danau Tempe memang memiliki spesies ikan tawar yang jarang dan bahkan tidak ada di tempat lain.konon di dasar danau menyimpan sumbe makanan ikan,yang di perkirakan ada kaitannya dengan letaknya yang berada di antara dua lempeng Benua.

Dahulu kala danau ini menjadi salah satu pemasok utama ikan air tawar untuk provinsi Sulawesi Selatan bahkan sampai ke pulau Jawa. Selain jumlah ikan air tawar yang melimpah, danau Tempe juga unik karena masyarakat membuat rumah-rumah terapung di tengah danau. Persis masyarakat suku Bajo, masyarakat danau Tempe seperti tak bisa terlepas dari kehidupan ekosistem air. Menyusutnya hutan di hulu danau menyebabkan debit air turun drastis. Luas danau yang awalnya sekitar 35ribu hektar kini menjadi sekitar 30 ribu hektar pada musim hujan bahkan menyusut hingga hanya 10 ribu hektar pada musim kemarau. Meskipun begitu masih banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada hasil ikan dan pertanian di sekitar danau seperti yang dilakukan para generasi terdahulu. Perjalanan menyusuri sungai Walennae kota Sengkang menuju danau Tempe terasa mengasikan. Melihat aktivitas masyarakat rumah terapung layaknya masyarakat yang hidup di darat.

Pesona Danau Tempe masih menjadi objek wisata andalan Pemerintah Kabupaten Wajo. Bahkan, danau yang menjadi ikon Kabupaten Wajo ini, diharapkan bisa menjadi ikon pariwisata provinsi Sulawesi Selatn
Pemkab menilai, panorama alam Danau Tempe masih terjaga keasliannya karena belum tersentuh modernisasi.layak dijual di Asia, karena suasananya Dana Tempe masih alami. Misalnya, para ibu-ibu ataupun muda-mudi yang mandi di sungai masih menggunakan sarung dan anak-anak mandi tanpa busana penuh ceria.“Pemandangan seperti itu menarik minat turis manca negara. Dana Tempe memang pangsa pasarnya bukan untuk wisatawan domestik karena pemandangan seperti itu dianggap biasa,”
Danau Tempe memiliki arti penting dari sisi Lingkungan. Selain sumberdaya ikan, ekosistem riparian di sekitarnya merupakan habitat berbagai jenis burung. Beberapa adalah burung migran yang melintasi antar benua dan singgah di danau tersebut di musim tertentu. Sebagian jenis burung masuk dalam Apendiks I dan II CITES (Convention on International Trade in Endangered Species), sebuah konvensi tentang perdagangan internasional atas hewan-hewan terancam punah.

Danau Tempe, tampak ratusan rumah terapung milik nelayan ( Manusia Rai ) yang berjejer dengan dihiasi bendera yang  berwarna-warni. Dari atas rumah terapung itu, wisatawan dapat menyaksikan terbit dan terbenamnya matahari di satu posisi yang sama, serta menyaksikan beragam satwa burung, bunga-bungaan, dan rumput air yang terapung di atas permukaan air. Di malam hari, para pengunjung  dapat menyaksikan indahnya rembulan yang menerangi Danau Tempe sambil memancing  ikan.Pasokan air bersih PDAM kota Sengkang juga berasal dari Danau ini.



Namun keindahan dan kemampuan Danau Tempe dalam menopang kehidupan masyarakat di sekitarnya memudar seiring berjalannya waktu. Danau Tempe mengalami pendangkalan, itulah kesimpulan banyak ahli lingkungan. Saat kemarau, airnya menyusut sangat drastis hingga danau yang mengering menjadi sumber konflik dalam pengusahaan pertanian. Saat musim hujan dan banjir, rumah panggung penduduk pun terendam. Seolah memaksa penduduk berhenti beraktivitas.

Kunjungi Juga  Sejarah Kabupaten Wajo

Tidak ada komentar: