Dalam budaya masyarakat Bugis ketika sebuah
keluarga akan membangun rumah atau pindah ke rumah baru terdapat serangkaian
upacara adat yang harus dijalankan, mulai saat persiapan bahan-bahan untuk
membangun rumah, ketika rumah akan dibangun/didirikan, lalu ketika rumah
tersebut siap untuk ditinggali, bahkan saat rumah tersebut sudah dihuni.
Rangkaian upacara adat tersebut adalah sebagai berikut :
Tahap Upacara Makkarawa Bola.
Makkarawa Bola terdiri dari dua kata
yaitu Makkarawa (memegang) dan Bola (rumah), jadi makkarawa
bola bisa diartikan memegang, mengerjakan, atau membuat peralatan rumah
yang telah direncanakan untuk didirikan dengan maksud untuk memohon restu
kepada Tuhan agar diberikan perlindungan dan keselamatan dalam penyelesaian
rumah yang akan dibangun tersebut. Tempat dan waktu upacara ini diadakan di
tempat dimana bahan–bahan itu dikerjakan oleh Panre (tukang) karena
bahan–bahan itu juga turut dimintakan doa restu kepada Tuhan. Waktu
penyelenggaraan upacara ini ialah pada waktu yang baik dengan petunjuk panrita
bola, yang sekaligus bertindak sebagai pemimpin upacara.
Bahan–bahan upacara yang harus dipersiapkan
terdiri atas : ayam dua ekor, dimana ayam ini harus dipotong karena darahnya
diperlukan untuk pelaksanaan upacara kemudian tempurung kelapa daun waru
sekurang – kurangnya tiga lembar. Tahap pelaksanaan upacara makkarawa bola
ini ada tiga, yaitu 1. waktu memulai melicinkan tiang dan peralatannya disebut makkattang,
2. waktu mengukur dan melobangi tiang dan peralatannya yang disebut mappa,
3. waktu memasang kerangka disebut mappatama areteng.
Setelah para penyelenggara dan peserta upacara
hadir, maka ayam yang telah disediakan itu dipotong lalu darahnya disimpan
dalam tempurung kelapa yang dilapisi dengan daun waru, sesudah itu darah ayam
itu disapukan pada bahan yang akan dikerjakan. Dimulai pada tiang pusat,
disertai dengan niat agar selama rumah itu dikerjakan tuan rumah dan tukangnya
dalam keadaan sehat dan baik–baik, bila saat bekerja akan terjadi bahaya atau
kesusahan, maka cukuplah ayam itu sebagai gantinya. Akan tetapi sekarang ini,
hal seperti itu sudah sudah jarang ditemukan. Melainkan, selama pembuatan
peralatan rumah itu berlangsung dihidangkan kue–kue tradisional seperti : Suwella,
Sanggara, Onde-Onde, Roko–roko unti sering juga disebut doko-doko,
Peca’ Beppa, Barongko dan Beppa loka, dan lain – lainnya. Kalaupun ada
yang memotong ayam, ayam itu hanya dipotong untuk dihidangkan, dan darahnya
sudah tidak disimpan dalam tempurung seperti yang dikatakan sebelumnya.
Tahap Upacara Mappatettong Bola
(Mendirikan Rumah).
Tujuan upacara ini sebagai permohonan doa restu
kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar rumah yang didirikan itu diberkahi dan
dilindungi dari pengaruh-pengaruh roh jahat yang mungkin akan menganggu
penghuninya. Upacara ini diadakan di tempat atau lokasi dimana rumah itu
didirikan, sebagai bentuk penyampaian kepada roh-roh halus penjaga – penjaga
tempat itu bahwa orang yang pernah memohon izin pada waktu yang lalu sekarang
sudah datang dan mendirikan rumahnya. Sehari menjelang dirikan pembangunan
rumah baru itu, maka pada malam harinya dilakukan pembacaan kitab barzanji.
Adapun bahan–bahan dan alat–alat kelengkapan
upacara itu terdiri tas : ayam ’bakka’ dua ekor, satu jantan dan satu
betina. Darah kedua ayam ini diambil untuk disapukan dan disimpan pada tiang
pusat rumah, ini mengandung harapan agar tuan rumah berkembang terus baik harta
maupun keturunannya. Sama sepertia upacara Makkarawa
Bola, penyembelihan ayam untuk diambil darahnya sudah jarang ditemukan. Melainkan
hanya untuk dihidangkan bagi para tamu dan pelaksana upacara. Selain itu,
Bahan–bahan yang ditanam pada tempat posi bola (pusat atau bagian
tengah rumah) dan aliri pakka yang akan didirikan ini terdiri
atas : awali (periuk tanah atau tembikar), sung appe (sudut
tikar dari daun lontar), balu mabbulu (bakul yang baru selesai
dianyam), penno-penno (semacam tumbuh-tumbuhan berumbi seperti
bawang), kaluku (kelapa), Golla Cella (gula merah), Aju
cenning (kayu manis), dan buah pala. Kesemua bahan tersebut diatas
dikumpul bersama – sama dalam kuali lalu ditanam di tempat dimana direncanakan
akan didirikan aliri posi bola itu dengan harapan agar pemilik rumah
bisa hidup bahagia, aman, tenteram, dan serba cukup.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar