Rabu, 07 November 2012

PARIWISATA DI WAJO



                                                      DANAU TEMPE

Danau Tempe terletak di bagian barat kabupaten Wajo. Tepatnya, di kecamatan Tempe, sekitar 7 kilometer dari kota Sengkang menuju tepi sungai Walanae. Dari sungai ini, perjalanan ke danau tempe dapat ditempuh sekitar 30 menit dengan menggunakan perahu motor (katinting). Perkampungan nelayan bernuansa Bugis berjejer di sepanjang tepi danau. Nelayan yang menangkap ikan di danau yang seluas 13.000 hektar itu dengan latar belakang rumah terapung merupakan pemandangan yang sangat menarik. Dari ketinggian, Danau Tempe tampak bagaikan baskom yang diapit oleh 3 kabupaten. Yaitu; Wajo, Soppeng dan Sidrap.
Sambil bersantai di atas perahu, wisatawan dapat menyaksikan terbitnya matahari di ufuk timur dan terbenamnya matahari di ufuk barat pada sore hari. Ditengah danau, kita dapat menyaksikan beragam satwa burung, bunga, dan rumput air, serta burung belibis (lawase, bahasa Bugis) menyambar ikan-ikan yang muncul di atas permukaan air.
Danau Tempe memiliki spesies ikan air tawar yang jarang ditemui di tempat lain. Konon, dasar danau ini menyimpan sumber makanan ikan, yang diperkirakan ada kaitannya dengan letak Danau Tempe yang berada di atas lempengan dua benua, yaitu Australia dan Asia. Di waktu malam, wisatawan dapat menginap di rumah terapung bersama nelayan, kita dapat menyaksikan rembulan di malam hari yang menerangi Danau Tempe sambil memancing ikan. Sementara itu, para nelayan, menangkap ikan diiringi dengan musik tradisional yang dimainkan penduduk. Pada tanggal 23 agustus setiap tahunnya, merupakan kalender kegiatan pelaksanaan festival laut di Danau Tempe.
Acara ritual nelayan ini disebut “Maccera Tappareng” atau acara mensucikan danau dengan menggelar atraksi wisata yang sangat menarik. Pada hari perayaan Festival Danau Tempe ini, semua peserta upacara Maccera Tappareng ini memakai baju bodo (pakaian adat orang Bugis)
Acara ini juga dimeriakan dengan beberapa atraksi seperti lomba perahu tradisional, lomba perahu hias, lomba permainan rakyat (lomba layangan tradisional, pemilihan anak dara dan kallolo Tanah Wajo), lomba menabuh lesung (mappadendang), pagelaran musik tradisional dan tari bissu yang dimainkan oleh waria, dan berbagai pagelaran tradisional lainnya.
Lomba perahu dayung merupakan tradisi turun-temurun dan terpelihara di kalangan para nelayan. Sedangkan Maccera Tappareng merupakan bentuk kegiatan ritual yang diatas Danau Tempe oleh masyrakat Wajo yang berdomisili di pinggir Danau Tempe, biasanya ditandai dengan acara pemotongan qurban/sapi yang dipimpin oleh seorang ketua nelayan, dan serentetan acara lainnya.

Tidak ada komentar: