DANAU TEMPE
Danau
Tempe terletak di bagian barat kabupaten Wajo. Tepatnya, di kecamatan Tempe,
sekitar 7 kilometer dari kota Sengkang menuju tepi sungai Walanae. Dari sungai
ini, perjalanan ke danau tempe dapat ditempuh sekitar 30 menit dengan
menggunakan perahu motor (katinting). Perkampungan nelayan bernuansa Bugis
berjejer di sepanjang tepi danau. Nelayan yang menangkap ikan di danau yang
seluas 13.000 hektar itu dengan latar belakang rumah terapung merupakan
pemandangan yang sangat menarik. Dari ketinggian, Danau Tempe tampak bagaikan
baskom yang diapit oleh 3 kabupaten. Yaitu; Wajo, Soppeng dan Sidrap.
Sambil
bersantai di atas perahu, wisatawan dapat menyaksikan terbitnya matahari di
ufuk timur dan terbenamnya matahari di ufuk barat pada sore hari. Ditengah
danau, kita dapat menyaksikan beragam satwa burung, bunga, dan rumput air,
serta burung belibis (lawase, bahasa Bugis) menyambar ikan-ikan yang muncul di
atas permukaan air.
Danau
Tempe memiliki spesies ikan air tawar yang jarang ditemui di tempat lain.
Konon, dasar danau ini menyimpan sumber makanan ikan, yang diperkirakan ada
kaitannya dengan letak Danau Tempe yang berada di atas lempengan dua benua,
yaitu Australia dan Asia. Di waktu malam, wisatawan dapat menginap di rumah
terapung bersama nelayan, kita dapat menyaksikan rembulan di malam hari yang
menerangi Danau Tempe sambil memancing ikan. Sementara itu, para nelayan,
menangkap ikan diiringi dengan musik tradisional yang dimainkan penduduk. Pada
tanggal 23 agustus setiap tahunnya, merupakan kalender kegiatan pelaksanaan
festival laut di Danau Tempe.
Acara
ritual nelayan ini disebut “Maccera Tappareng” atau acara mensucikan danau
dengan menggelar atraksi wisata yang sangat menarik. Pada hari perayaan
Festival Danau Tempe ini, semua peserta upacara Maccera Tappareng ini memakai
baju bodo (pakaian adat orang Bugis)
Acara
ini juga dimeriakan dengan beberapa atraksi seperti lomba perahu tradisional,
lomba perahu hias, lomba permainan rakyat (lomba layangan tradisional,
pemilihan anak dara dan kallolo Tanah Wajo), lomba menabuh lesung
(mappadendang), pagelaran musik tradisional dan tari bissu yang dimainkan oleh
waria, dan berbagai pagelaran tradisional lainnya.
Lomba
perahu dayung merupakan tradisi turun-temurun dan terpelihara di kalangan para
nelayan. Sedangkan Maccera Tappareng merupakan bentuk kegiatan ritual yang
diatas Danau Tempe oleh masyrakat Wajo yang berdomisili di pinggir Danau Tempe,
biasanya ditandai dengan acara pemotongan qurban/sapi yang dipimpin oleh
seorang ketua nelayan, dan serentetan acara lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar